Rabu, 8 Januari 2014

Kisah Nelayan Pegumpul MAYAT Di Sungai.





Pekerjaan yang dilakukan seorang nelayan di China ini tao rasa paling aneh di dunia. Wei Xinpeng, nama lelaki tersebut dimana beliau, biasanya memburu mayat di Sungai Kuning. Wei, kerap kali memulai harinya dengan bertengong sambil merokok di tepi sungai. 



Matanya mengamati air Sungai Kuning yang keruh. Dia yakin, sungai itu pasti selalu menyimpan mayat manusia, entah mati kemalangan, dibunuh, ataupun bunuh diri.

Ikuti lagi kisah seorang pemburu mayat di sungai ini lagi di bawah...

Lelaki 55 tahun itu seperti hafal akan aliran sungai, dan dia biasa melihat ke mana arus membawa mayat-mayat yang tenggelam di sungai itu. Biasanya, Wei mendayung perahunya ke dekat satu jambatan kecil di hilir. Di sana, biasanya mayat “tersadai”, kerana tersangkut di celah besi jambatan. Dalam tujuh tahun terakhir, mencari mayat kini adalah kegiatan rutin Wei. Dia menjual mayat yang ditemuinya itu kepada keluarga mayat yang bersangkutan.



Wei mengaku telah mengumpulkan sebanyak 500 mayat dari dasar sungai tersebut. “Orang-orang ini mati dengan cara mengerikan,” kata Wei. Dia mengumpulkan mayat penemuannya itu di satu teluk kecil yang tak kena arus. Mayat-mayat bermacam bentuk itu dikumpulkan di sana. BBC melaporkan, di teluk kecil tersebut terdapat empat mayat yang tubuhnya telah kaku, dengan kepala tertelungkup ke bawah. Setiap kali berhasil menangguk mayat, Wei mengumumkannya pada surat khabar tempatan. Dia menyebut ciri-ciri fizikal mayat tersebut, sehingga keluarga yang bersangkutan dapat segera mengenalinya. Biasanya, keluarga si mayat akan menghubungi Wei, dan meminta diantarkan ke tempat dia menyimpannya.

Wei membawa keluarga si mayat ke teluk kecil tersebut. Dia membenarkan untuk membalikkan tubuh si mayat supaya wajahnya dapat terlihat, kalau ade wajah lagi la. Jika keluarga mayat ingin membawanya pulang, maka mereka harus membayar wang tebusan atau upah lebih dari US$500. Wei mengatakan, selama ini dia telah menjual sekitar 40 mayat. Tapi kadang-kadang, keluarga mayat enggan membayar, dan pulang tanpa membawa jenazah yang ditemukan Wei. “Ada sekali orang tua datang mencari anaknya. Mereka melihat sebentar, lalu pergi tanpa berkata apa-apa. Mereka tak membawanya pulang,” kata Wei.

Jika sudah begini, Wei terpaksa harus menguburkan mayatnya secepat mungkin. Wei mengatakan apa yang dia lakukan bukan semata-mata kerana wang, tapi kerana alasan lebih pribadi. Dia pun bercerita. Pekerjaan ini, kata Wei, bermula dari usahanya untuk mencari anaknya sendiri, yang tenggelam di Sungai Kuning. “Anak saya tenggelam di sungai ini dan saya tidak dapat menemukan mayatnya. Sangat menyedihkan. Itu sebabnya saya melakukan pekerjaan ini,” kata Wei. Anak lelaki Wei sampai sekarang belum ditemukan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan